Minggu, 26 Juli 2015

BANUREA MARGA PARNA (Pomparan ni Raja Nai Ambaton)


Bagi masyarakat Bangso Batak dan para Anthropolog/Etnolog telah banyak mengkaji keberadaan marga-marga keturunan Raja Nai Ambaton yang memegang teguh amanat leluhurnya dalam membangun ikatan persaudaraan pada berbagai wilayah di Indonesia sampai ke luar negeri (desa na ualu). Warga Parna dalam berkomunikasi persaudaraan tidak memandang adanya sekat/batas, wilayah penyebaran sub Etnis (puak), Agama, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi dan Sosial Politik. Kenyataan, sebegitu tahu dirinya bagian dari marga PARNA komunikasi akan terbangun secara spontanitas. Ini sudah menjadi kebiasaan dan berlangsung cukup lama, bukan satu abad saja. Telah teruji dalam sejarah perjuangan, zaman revolusi, termasuk dalam menegakkan kemerdekaan RI, demikian dituturkan para orang tua-tua pelaku perjuangan dari berbagai wilayah. Begitu sakral ikatan kekerabatan (pertuturan) PARNA ini bagi individu yang sudah merasakannya. Banyak perantau mendapat pengayoman dari semarganya, ketika dia berada di daerah baru di seluruh wilayah Indonesia ia mendapatkan orang tua, walau orang tua kandungnya jauh nun di tanah Batak sana. Seorang putra Batak keturunan Raja Nai Ambaton diperantauan cukup menyebut tahu lingkup marga-marganya, itu sebagai modal berkomunikasi, bahwa ia anak, bapak dan kakek, atau cucu, termasuk boru (sepengambilan-berkawan). Penghayatan kepada amanat leluhur Raja Nai Ambaton Nama Cabang Marga Bangso Batak Keturunan Raja Nai Ambaton ( Parna) Setelah membaca tulisan dari Bpk. PMH. Sidauruk yang berjudul "Inilah ke 64 Marga pada Keluarga Besar PARNA", di www.sinarpagibaru.com, Penulis merasa tertantang juga untuk membuat list marga Parna yang konon ceritanya jumlahnya tidak pasti. Dari sejak kecil Penulis diberitahu oleh orang tua bahwa ada 62 Marga Parna, akan tetapi setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata lebih banyak dari angka tersebut. Menurut Rapat Kerja Nasional Parna Se-Indonesia, ada 64 Marga Parna. Akan tetapi menurut hasil penelusuran Penulis ada 83 Marga Parna dimana tidak semua marga dibawah ini mengakui sebagai bagian dari Parna. Tercatat di Wilayah: Samosir, Toba, Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan, Pakpak/Dairi, Alas, Gayo dan Singkil. Daftar marga ini tersusun menurut alfabetis dan diolah dari berbagai sumber.: si sada anak, si sada boru;, walau ada yang membuat istilah itu ; sisada lulu anak, sisada lulu boru;, entah apa bedanya, apa artinya secara hakiki. Hal itu bukan sekedar main main bagi setiap individu keturunan raja Nai Ambaton, baik pada saat acara adat (ulaon) dalam keadaan bahagia, suka cita, (Las ni Roha) maupun pada waktu duka (Lungun ni Roha) tetap mempertahankan tidak boleh saling mengawini sesama marga PARNA. (Na So Jadi marsibuatan anak/boru angka pinompar ni Parna) atau incest atau dilarang saling mengawini putra-putri bagi marga parna). Tanggung jawab keluarga Parna dalam adat istiadat dapat dipikul keluarga marga parna setempat ketika orang tuanya jauh dari perantauan bila melangsungkan pernikahan, misalnya di Papua sekalipun ia berada.
  1. Bancin
  2. Banuarea/Banurea
  3. Berampu/Brampu
  4. Barasa/Brasa
  5. Baringin/Bringin
  6. Beruh (Kutacane)
  7. Biru
  8. Boangmanalu
  9. Capah
  10. Dajawak
  11. Dalimunthe
  12. Damunthe
  13. Dasalak
  14. Gajah
  15. Ginting Beras
  16. Ginting Bukit
  17. Ginting Capa
  18. Ginting Garamata
  19. Ginting Ajar Tambun
  20. Ginting Baho
  21. Ginting Guru Patih
  22. Ginting Jadi Bata
  23. Ginting Jawak
  24. Ginting Manik
  25. Ginting Munthe
  26. Ginting Pase
  27. Ginting Sugihen
  28. Ginting Sinisuka
  29. Ginting Tumangger
  30. Garingging
  31. Haro
  32. Hubu
  33. Hobun
  34. Kombih (Singkil)
  35. Maharaja
  36. Manihuruk
  37. Manik Kacupak
  38. Munthe
  39. Nadeak
  40. Nahampun/Anak Ampun
  41. Napitu
  42. Pinayungan/Pinayungen
  43. Pasi
  44. Rumahorbo
  45. Saing
  46. Sampun
  47. Saraan
  48. Saragi
  49. Saragih Dajawak
  50. Saragih Damunthe
  51. Siadari
  52. Siallagan
  53. Siambaton
  54. Sidabalok
  55. Sidabungke
  56. Sidabutar
  57. Sidauruk
  58. Sigalingging
  59. Sijabat
  60. Sikedang (Kutacane)
  61. Simalango
  62. Simarmata
  63. Simbolon Altong Nabegu
  64. Simbolon Hapotan
  65. Simbolon Juara Bulan
  66. Simbolon Pande Sahata
  67. Simbolon Panihai
  68. Simbolon Suhut Nihuta
  69. Simbolon Tuan
  70. Simbolon Sirimbang
  71. Sitanggang Bau
  72. Sitanggang Gusar
  73. Sitanggang Lipan
  74. Sitanggang Silo
  75. Sitanggang Upar Parangin Nawalu
  76. Sitio
  77. Sumbayak
  78. Tamba
  79. Tendang
  80. Tinambunan/Tinambunen
  81. Tumanggor/Tumangger
  82. Turnip
  83. Turutan/Turuten.

14 komentar:

  1. Enggo cilaka kita en. Jadi maksud nde manik masuk parna?

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Marga Boangmanalu dan Banurea, banyak saya jumpai tidak mengaku dirinya parna. Dan di kampung saya Sidikalang ada marga Banurea istrinya br Boqngmanalu, Tumanggor istrinya br Banurea (tetangga kami dulu) anaknya masih ada di kampung kami. Kalo gak percaya, jumpai aja di Huta Padang tepatnya jalan Runding, nama abang itu Darma Tumanghor. Mamaknya dia itu br Banurea. Tp sdh meninggal dua2 oppung itu...

    Dan sekitar situ jg yg saya maksud yg marga Banurea istrinya br Boangmanalu. Gak tau ntah masih ada ntah nggak...

    Dan Manik kecupak jg, banyak itu yg tidak mengakui dirinya parna. Berasa jg banyak yg memgaku masuk Borbor, sebagian mengaku Parna. Amamgboruku 1 marga Berasa, tp katanya Berasa masuk Pasaribu...
    Bingung awaq jadi pinoppar Raja Naiambaton ini...

    BalasHapus
  4. Dikampung marga tendang,banuarea, gajah , brasa tidak masuk parna ,tolong penjelasannya mereka mengaku raja bus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Marga banurea ada 4 BG
      Saya banurea Kutagugung Parna kok

      Hapus
  5. Ia di daerah kamipun adayg mengatakan banuarea bukan termasuk parna ada apa sebenarnya tolong penjelasanya ...

    BalasHapus
  6. Barasa kan keturunan mpu bada. Bahwa ada dijelaskan mpu bada itu keturunannya ada juga barasa..apa masuk Parna?

    BalasHapus
  7. Karena barasa itu bukan Parna..karena barasa bukan keturunan dari raja naiambaton..jadi kenapa barasa dimasukkan Parna ya?

    BalasHapus
  8. Itulah kehidupan,unik,aneh dan kadang tdk bisa kita selami.
    Suku Batak keturunan Parna adalah marga yg pling rumit.Ada marga yang ngaku2 Parna,pdhal bukan.
    Ada pula sebagian yang katanya marganya adlh bagian dari Parna,tapi mereka tdk mau disebut bagian dari Parna.
    Parna yg pling rumit adlh Parna yg brasal dari daerah Dairi.
    Bancin,Banuarea,Tumangger dan lain sebagainya,mereka saling kawin satu sama lain.
    Rundut Ni Eme Do Gabe Na,mgkin kira2 itu istilah yg cocok untuk kita berikan.
    Jangkan kan marga Parna,marga kecil ada sdh ada saling incest.
    Contohnya Manalu,,,mereka sdh saling kawin.Sing pnting beda Manalu nya.
    Pdhal itu sdh marga terkecil dari Toga Simamora.
    Mksudnya jika Manalu kawin dgn Simamora,itu tdk mngapa.
    Atau Purba dgn Manalu,iya sdh biasa.
    Ini mah asli Manalu dgn Manalu sudah incest.

    Ora opo2 lah iya,sing pnting tdk incest saudara kandung pisan.

    Mohon maaf bila mngganggu anda...
    Horas dan shalooom...🤝🙏

    BalasHapus
  9. Hea jumpang au marga barasa alai masuk marga manik do ninna.

    BalasHapus
  10. Nda NGO Parna Banurea Turang, karena banurea keturunen Mpu Bada NGO i bages sejarah Turang. Aku pe tubuh Deket tading i Sidikalang NGO,tapi empung ku i Pakpak bharat,jadi i dokken empungku oda NGO Parna Banurea Turang.

    BalasHapus
  11. Banurea BUKAN PARNA, karena Banurea keturunan MPU BADA

    BalasHapus
  12. Banurea dri pakpak dairi msuk ke simalungun saragih,persamaanya simarmata,parna,manihuruk,sian manuk mira do mulana raja naibbaton, logika berpikir, tepat harus tau lah silsilah ini zaman now.jdi ga pada bingung itulah gunanya partuturan tau adat, orang tua kan mengajarkan.jngn sampe marsibuatan hita sama hita. Krna namangalop au marga banurea.

    BalasHapus